Entri yang Diunggulkan
ONCE UPON A TIME IN CHINA (BEIJING & SHANGHAI) INTERNASIONAL FIELD STUDY MAGISTER MANAJEMEN - FEB UNIVERSITAS LAMPUNG
Di Kota Shanghai terdapat beberapa universitas yang cukup populer, antara lain: Shanghai Jiao Tong University; Shanghai Normal University; S...
Sabtu, 20 Februari 2010
JANGAN KARENA KETERPAKSAAN HATIMU SAJA
Minggu, 16 Agustus 2009
RENUNGAN REFORMASI BIROKRASI
- Apa yang tersimpan di hati sanubari kita, akan tertuang dalam pikiran kita.
- Apa yang kita pikirkan, akan terucap menjadi kata-kata.
- Apa yang menjadi ucapan kita, akan terwujud dalam perbuatan dan tindakan.
- Apa yang telah kita perbuat, akan menjadi catatan nilai oleh orang lain.
- Penilaian yang telah diberikan orang terhadap kita, akan menentukan kesuksesan kita.
Itulah luar biasa dahsyatnya manajemen perubahan Reformasi Birokrasi yang telah meresap membumbui jiwaku dengan warna yang jauh berbeda dari tiga tahun yang lalu. Kurasakan betapa mulianya beliau yang telah mewujudkan pesan lima abad yang lalu dari para leluhur untuk memberikan kami “Baju yang baru dan lebih layak, membalut badan kami yang nyaris telanjang dan tidak memperdulikan rasa malu” sehingga kami saat ini menjadi birokrat yang beretika dan lebih bermartabat. Kok bisa ya, banyak pikiran kotor mengusik tidurku … apa kesalahanku luar biasa besarnya … apa sengaja aku disingkirkan…atau ini suatu amanah yang mulia untuk menempa jiwaku?
Setelah menempuh 40 jam perjalanan via bandara Cengkareng, Jakarta menuju bandara Polonia, kota Medan dengan Lion Air (Boeing) kemudian ke bandara Binaka kota Gunungsitoli dengan pesawat Merpati (CN-235). Aku telah resmi dilantik sebagai kepala seksi di kantor yang serba darurat karena bangunan lama telah hancur oleh gempa dan satu stafku yang mangkir sampai akhirnya diberhentikan karena melanggar disiplin.
Enam bulan awal memang merupakan ujian terberat bagiku, karena bagaikan hidup di negeri yang serba asing dari segi bahasa, budaya, makanan dan yang terpenting alamnya yang kental dengan badai dan gempa.
Mei 2008 aku berkesempatan ikut Diklatpim IV selama 6 minggu di kota Magelang, mulai dari mengikuti out bond dan memperoleh materi yang sebagian baru buatku yang sempat mengenyam kuliah di jurusan manajemen penilaian properti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Kecerdasan Intelektual (hard skill) prestasi akademik yang kita peroleh dari bangku Sekolah Dasar tahun 1988 Panca Arga 1 Letjen S. Parman Magelang (NEM 45,10), SMPN 1 tahun 1991 kota Magelang Rantai Kentjana (NEM 48), SMAN 1 tahun 1994 kota Magelang Gladiool (NEM 54), Program Diploma III tahun 1997 Penilai PBB kerja sama dengan ITM Malaysia (IPK 3,05), Sarjana Ekonomi tahun 2002 Manajemen Penilaian Properti FEB Universitas Gadjah Mada (IPK 3,11) sampai dengan Magister Manajemen tahun 2015 konsentrasi Manajemen Pemerintahan dan Keuangan Daerah FEB Universitas Lampung (IPK 3,93) ternyata masih jauh dari cukup karena baru memberikan porsi 25% saja.
Kemudian kecerdasan Spiritual melengkapi 15% yang secara kodrati akan selalu mengingatkan kita untuk bekerja semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT, karena Sang Khalik akan sangat membenci hambanya yang berbuat melampaui batas dalam hal apapun.
Akhirnya dua puluh bulan sudah aku jalani tugas di Gunungsitoli, sensor syaraf reflekku sudah sangat terlatih jika ada gempa. Travelling menjadi hobby baruku, di manapun ada tempat wisata yang menarik aku tak pernah absen mengabadikan melalui jepretan kamera mungilku.
Setelah mengikuti Diklat Sistem Administrasi Modern (SAM) tanggal Sembilan September 2008 di Hotel Niagara Danau Toba secara resmi reformasi birokrasi mulai diberlakukan di wilayah kami, kantorku sebelumnya di Gunungsitoli diretrukturisasi menjadi KP2KP dibawah kendali KPP Pratama Sibolga, tempatku baru untuk berkantor. Posisi sementara saat itu aku ditugaskan sebagai Kasi Ekstensifikasi Perpajakan.
Empat bulan berkantor di Sibolga dengan renumerasi setengah modern tidak membuat semangatku lemah dalam bekerja, paling tidak biaya sosialku saat ini semakin rendah dibandingkan dengan tempat tugasku sebelumnya. Tepat 31 Desember 2008 aku pindah tugas lagi ke kantor wilayah di kota Pematang Siantar, walaupun belum mendekati home base paling tidak aku sudah menerima renumerasi penuh sebagaimana rekan-rekanku yang telah menikmati lebih dahulu dan semakin mudah untuk pulang dengan tiga jam perjalanan menuju Medan,
Setelah kurenungi kembali dalam delapan bulan ini berada dalam ikatan modernisasi DJP, suasana bekerja saat ini jauh lebih nyaman dan pasti, sehingga tidak ragu lagi aku untuk:
- Terbiasa disiplin hadir tepat waktu dan menerima konsekuensi jika melanggar;
- Mengatakan tidak, di saat kolega maupun wajib pajak merayuku untuk melanggar kode etik;
- Berargumentasi dan mengusulkan pendapat kepada kolega dan atasan;
- Menegur bawahan jika tidak disiplin alias mangkir;
- Memerintah bawahan untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan lebih cepat tanpa menunda lagi;
- Mengeluarkan ongkos pulang ke rumah dan memenuhi kebutuhan ekonomi sudah cukup dari renumerasi yang aku terima setiap bulannya.
Aku berharap dan selalu mendoakan agar seluruh birokrat di negeri Indonesia tercinta ini secepatnya dapat menikmati reformasi birokrasi tanpa terkecuali secara proporsional di seluruh lapisan jabatan, Kuncinya asalkan kita bersedia memulainya dari diri kita sendiri, di saat sekarang, untuk hal-hal yang terkecil dalam pekerjaan.
Minggu, 01 Maret 2009
FANSURIA EMPIRE (PAPAN TINGGI VIA 710 ANAK TANGGA) DAN MELEWATI BATU LOBANG DENGAN 379 TIKUNGAN
Tepat tanggal 31 Desember mutasi keluar, alhamdulillah, aku pindah ke kota Pematang Siantar (2,5 jam dari Medan, paling tidak semakin mudah pulang ke Bandar Lampung) sedangkan kedua sohib pulang ke kampoeng halaman di Menggala Tulangbawang dan Bojonegoro, tak disangka justru kami bertiga yang harus meninggalkan Sibolga.
Menu favoritku lainnya adalah kerang bulu rebus asli Tanjung Balai dengan sambal nanas+sate dan jus wortel dicampur jeruk, lokasi kedai di Sibolga Square saat malam. Untuk sarapan kedai favoritku di Buffet di seberang kantor provost. Teh susu dan sate padang plus serta hidangan beragam variasi kue apem dan jajanan.
Oh ya lanjut ke pejalanan Ki Gede, di pantai Barus kami istirahat makan siang, setelah memilih ikan yang masih fresh dari nelayan, pemilik kedai menyiapkan tempurung kelapa untuk memanggang. Sambalnya khas Tapanuli, rasa pedasnya dan terasa nendang, luar biasa ajibnya.
Siap makan siang kami mengelilingi kota tertua di pesisir barat Sumatera, yang sudah dikenal raja Fir'aun sebab kapur barusnya untuk bahan pengawet Mummy. Legenda putri Runduk yang berkaitan wangsa Sanjaya dan raja Sudan, juga terkenal di Barus, seorang putri yang kecantikannya tidak kalah dengan Miss Universe saat ini harus berakhir tragis tenggelam di laut dekat pulau Mursala, pulau kecil yang super unik karena ada air terjun setinggi 100 m di sebelah Utara, akan tampak terlihat saat kita naik jumbo jet ke Gunungsitoli di siang hari.
Di Barus dimakamkan 43 aulia yang disebut makam Mahligai juga seorang ketua dan sultan bagi kerajaan islam Negeri Barus mandailing di pantai barat Sumatera Utara, yaitu Syeikh Al-Alam Almuchtazam Syeikh Machmud Qadasjahlahu Rohanu Alamatarach al Yamini, wafat tahun 44 Hijriah, letak makam itu berada di atas bukit yang tingginya lebih kurang 200 meter dari permukaan laut (makam Papan Tinggi).
Disamping itu kekuatan fisik harus benar-benar mantap serta tehnik khusus untuk menaiki tangga tersebut sangat diperlukan karena tangga-tangga tersebut sangat curam dan menanjak sekali. Cocok benar untuk menurunkan berat badan ki Gede (110 kg). Untuk sampai di puncak, ki Gede perlu waktu 1 jam dengan 7 kali istirahat dan minum setengah liter air Aqua, kalau pulangnya cukup 15 menit sudah sampai, dengan setia abang Coi asli Meulaboh selalu mendampingi, khawatir aku pingsan katanya.
Mulai 12 Januari 2009, aku ngantor di Pematang Siantar, menurut Wikipedia 750 tahun lalu terkait dengan kisah raja Indrawarman wakil komandan ekspedisi Pamalayu yang dipimpin Mahesa Anabrang pada masa berakhirnya kerajaan Singhasari di bawah Maharaja Kertanegara yang masih keturunan Ken Angrok.
Selamat tinggal batu lobang, 379 kelokan Sibolga-Agian Koting-Tarutung, pemandian air panas Sipoholon dan Sipitu-pitu. Perjalanan panjang yang tak akan aku lupakan, kapan-kapan aku pasti lewat lagi kalau harus bertugas ke Sibolga.
Senin, 22 Desember 2008
AKHIRNYA MODERNISASI JUGA DI KOTA BERBILANG KAUM
Sudah 3 bulan ini karena reformasi birokrasi kantorku di Gunungsitoli diretrukturisasi menjadi KP2KP dibawah koordinasi KPP Pratama Sibolga tempatku sekarang ngantor.
Sampai nunggu mutasi sementara aku ditugaskan sebagai Kasi Ekstensifikasi Perpajakan. Selain masih menjalankan tugas pendataan dan penilaian, pelayanan PBB juga melakukan himbauan untuk ber-NPWP bagi yang penghasilannya di atas PTKP, jadi aku mesti harus belajar dan terus belajar agar bisa mengikuti peraturan dan transformasi proses bisnis yang cepat berkembang (yang diaplikasikan melalui Standard Operating Procedure) dan Kode Etik, Horas.
Bacaan favoritku sekarang “The Daily Drucker” karangan Peter F. Drucker dan Joseph A. Maciariello (2008). Bagian cuplikan yang paling aku suka pada 11 April tentang: “Empat Kompetensi dari Seorang Pemimpin”, Berikan perhatian Anda pada tugas, bukan pada diri sendiri. Tugas adalah sesuatu yang utama, dan Anda adalah pelayan.
Poin tindakan yang kita lakukan: Luangkan waktu sepuluh menit setiap Jum’at sore untuk membuat catatan mingguan bagi diri Anda sendiri tentang empat skill yaitu:
- mendengarkan,
- berkomunikasi,
- merekayasa ulang kesalahan, dan
- meletakkan ego Anda di bawah tugas yang ada.
Bagus lho dibaca dan direnungi, buat rekan senasib yang ingin mengubah mind set secara cepat dan terhindar dari keputusasaan karena harus bekerja jauh dari home base dan berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu.
Hobby baruku sekarang di Sibolga main badminton (dengan Uda Hendra rang kayo baso, mas Yeni PSHP, mas Joko) sehabis ngantor seminggu 3 kali, walaupun jadi pemain partai tambahan, lumayan juga buat program menguruskan badan, banyak lho keringat kita yang keluar. Udah dulu ya sampai disini ceritanya, aku ngantuk berat nih ….
YA''AHOWUU - AKU DIGEMBLENG JADI PEJABAT DI TANO NIHA
Setelah 7 bulan aku bertugas di KP PBB Gunung Sitoli, bapak Jannes Hutapea yang sebelumnya kepala kanwil Bengkulu dan Lampung berpindah tugas ke Sumatera Utara II. Selama 2 tahun transisi pemekaran Kanwil Sumatera Bagian Selatan menjadi 3 Kanwil termasuk Bengkulu dan Lampung dari Oktober 2005. Aku bertugas merangkap di bidang PBB dan BPHTB serta koordinator pelaksana monografi di KP PBB Bandar Lampung, tugas ad hoc lainnya sebagai protokol hubungan ke Pemprov Lampung dan Panitia PBJ.