Entri yang Diunggulkan

ONCE UPON A TIME IN CHINA (BEIJING & SHANGHAI) INTERNASIONAL FIELD STUDY MAGISTER MANAJEMEN - FEB UNIVERSITAS LAMPUNG

Di Kota Shanghai terdapat beberapa universitas yang cukup populer, antara lain: Shanghai Jiao Tong University; Shanghai Normal University; S...

Jumat, 14 Oktober 2022

ANGKA PERSIL / BEDENG KOLONISASI DI KOTA METRO DAN SEKITARNYA




Pada zaman Belanda, kota Bandar Lampung sempat dinamai Oosthaven. Kata ini berarti 'pelabuhan timur'. Saat itu, Bandar Lampung termasuk Onder Afdeling Telokbetong yang terdiri dari ibukota Telokbetong dan wilayah di sekitarnya.

Jika datang ke Kota Metro dan desa di kabupaten sekitar kota ini lebih mudah menemukan daerah dengan istilah angka-angka/bedeng, yaitu:

  1. Bedeng 1, bedeng 4, bedeng 5, bedeng 10: untuk menyebut wilayah di kelurahan Trimurjo
  2. Bedeng 2, bedeng 3: untuk menyebut wilayah di kelurahan Adipuro
  3. Bedeng 6c, 6 polos, 6b, 6d: untuk menyebut wilayah di kelurahan Liman Benawi
  4. Bedeng 7a, 7c, 8: untuk menyebut wilayah di kelurahan Depokrejo
  5. Bedeng 11a, 11b, 11c, 11d, 11f: untuk menyebut wilayah di kelurahan Simbarwaringin
  6. Bedeng 12a, 12b, 12c, 12d: untuk menyebut wilayah di kelurahan Tempuran
  7. Bedeng 13a, 13 polos, 20: untuk menyebut wilayah di kelurahan Purwodadi
  8. Bedeng 14-1, 14-2, 14-3, 14-4: untuk menyebut wilayah di kelurahan Ganjaragung dan Ganjar asri
  9. Bedeng 15a, 15 polos: untuk menyebut wilayah di kelurahan Iringmulyo
  10. Bedeng 16a, 16b, 16d: untuk menyebut wilayah di kelurahan Mulyosari
  11. Bedeng 16c: untuk menyebut wilayah di kelurahan Mulyojati
  12. Bedeng 17a, 17 polos, 18, 19: untuk menyebut wilayah kelurahan Untoro
  13. Bedeng 21a, 21 polos: untuk menyebut wilayah kelurahan Yosodadi
  14. Bedeng 21c: untuk menyebut wilayah kelurahan Yosomulyo
  15. Bedeng 22: untuk menyebut wilayah kelurahan Hadimulyo
  16. Bedeng 23: untuk menyebut wilayah kelurahan di Metro Utara
  17. Bedeng 24: untuk menyebut wilayah di kelurahan Tejosari dan Tejoagung
  18. Bedeng 25, 26: untuk menyebut wilayah di kelurahan Margorejo
  19. Bedeng 27: untuk menyebut wilayah di kelurahan Sumbersari
  20. Bedeng 28, 29: untuk menyebut wilayah di kelurahan Purwosari
  21. Bedeng 30-67: untuk menyebut wilayah di daerah Batanghari dan Sekampung.

Bedeng di Kota Metro kini sering disebut juga dengan sebutan Distrik yang membuat semakin menguatkan akan kentalnya sejarah bekas kolonisasi penjajahan Belanda di kota ini. 




Diperkirakan luas bedeng 1 sd 67 hampir sekitar 536 km persegi, jadi bisa kita bayangkan kalau dulunya sebelum dibuat sudetan dalam bentuk irigasi dan persawahan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, lokasi tersebut merupakan dataran cekungan/ didominasi rawa yang sangat luas. Mungkin kawasan cekungan tersebut jaman kunonya sering disebut "LEBAK CAWENE". 



Selasa, 11 Oktober 2022

PAKEM TEMBANG MACAPAT


Sesuai pakem itu, dikenal 11 tembang macapat yakni maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung. Kesebelas tembang macapat itu menggambarkan perjalanan kehidupan manusia.

Masing-masing tembang macapat sesuai pola metrum punya makna falsafah tersendiri. Mulai dari makna tentang alam ruh manusia sebelum dilahirkan, fase manusia lahir, tumbuh, mengenal cinta, sampai pada manusia meninggal dunia dan kembali ke alam ruh.

Berikut 11 tembang macapat yang menggambarkan atau menceritakan perjalanan kehidupan manusia.

1. Maskumambang
Maskumambang menceritakan tentang keadaan manusia saat masih di alam ruh yang kemudian ditanamkan dalam rahim atau gua garba seorang ibu.

2. Mijil
Pola metrum ini merupakan ilustrasi dari proses kelahiran manusia. Mijil atau mbrojol dan keluarlah jabang bayi bernama manusia.

3. Sinom
Sinom berarti penggambaran masa muda. Masa muda yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan.

4. Kinanthi
Pada pola kinanthi ini dicertiakan tentang masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud.

5. Asmaradana
Asmara artinya cinta. Sehingga ilustrasi pada pola metrum ini mengisahkan akan masa-masa kisah asmara, percintaan, atau larut dalam lautan kasih cinta.

6. Gambuh
Awal kata gambuh adalah jumbuh atau bersatu. Jadi pola metrum ini menceritakan soal komitmen dalam perkawinan untuk menyatukan cinta dalam satu biduk rumah tangga.

7. Dhandhanggula
Gambaran pola metrum ini, yakni kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial serta kesejahteraan, cukup sandang, papan, dan pangan.

8. Durma
Durma berasal dari kata darma. Pola metrum ini menggambarkan bahwa seseorang sedianya harus melakukan sedekah dan berbagi kepada sesama.

9. Pangkur
Pola metrum ini menggambarkan hawa nafsu manusia. Pangkur atau mungkur memiliki arti menyingkirkan hawa nafsu dan angkara murka, serta nafsu negatif yang menggerogoti jiwa.

10. Megatruh
Megatruh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita, terlepasnya ruh atau nyawa menuju keabadian. Jadi pola metrum ini mengisahkan tentang kematian manusia.

11. Pucung
Pucung berarti pocong atau jasad manusia yang dibungkus kain mori putih. Pola metrum ini menceritakan tubuh manusia yang hanya menyisakan jasad yang dibungkus kain kafan saat dikuburkan di tempat peristirahatan abadi
.

TEMBANG PANGKUR


#01

Sekar pangkur kang winarna
Lelabuhan kang kanggo wong ngaurip
Ala lan becik puniku
Prayoga kawruhana
Adat waton puniku dipunkadulu
Miwah ingkang tata krama
Den kaesthi siyang ratri.

Arti Tembang

Nasihat ini dibalut dengan tembang Pangkur. Seyogyanya kamu memahami hakikat dedikasi bagi kehidupan, perihal baik dan buruk yang perlu kamu ketahui. Pahami pula watak dan aturan, serta jangan lupakan tata krama baik siang maupun malam.


#02

Miwah ta sabarang karya
Ing prakara kang gedhe lan kang cilik
Papat iku aja kantun
Kanggo sadina-dina
Rina wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku aja lali.

Arti Tembang

Demikian pula pertimbangan empat perkara dalam segala hal baik yang besar maupun yang kecil jangan kamu lupakan, terapkan sehari-hari, siang atau malam, di kota maupun di desa. (Hal ini berlaku) untuk semua makhluk yang bernapas.

    #03

    Mapan watake manusa
    Pan ketemu ing laris lawan linggih
    Solah muna-muninipun
    Pan dadi panengeran ingkang
    Kang apinter kang bodho miwah kang luhur
    Kang sugih lan kang melarat
    Tanapi manusa singgih.

    Arti Tembang

    Ciri sikap insan itu tampak dari bagaimana caranya berjalan dan duduk, tindak-tanduk dalam berbicara. Meskipun orang itu pintar atau bodoh, berderajat tinggi atau hina, kaya atau miskin

    #04

    Kalamun ana manusa
    Anyinggahi dugi lawan prayogi
    Iku watake tan patut
    Awor lawan wong kathah
    Wong degsura ndaludur tan wruh ing edur
    Aja sira pedhak-pedhak
    Nora wurung neniwasi.

    Arti Tembang

    Jika ada insan yang melupakan pertimbangan nalar, itu tak patut berbaur dengan orang banyak. Janganlah kamu dekati orang yang tak tahu watak dan hanya menuruti kemauannya sendiri, (orang menyerupai itu) akan membawa kehancuran.

    #05

    Tinitik ing solah muna
    Lawan muni ing laris lawan linggih
    Iiku panengeran agung
    Winawas ginrahita
    Pramilane ing wong kuna-kuna iku
    Yen amawas ing sujanma
    Datan kongsi mindho gaweni.

    Arti Tembang

    Terlihat dari tindak-tanduk, berbicara, berjalan, dan duduk, itu cirri utama yang gampang diketahui dan dirasakan. Oleh alasannya itu, orang jaman duu tidak pernah salah dalam menilai orang.

    #06

    Ulama miwah maksiyat
    Wong kang kendel tanapi wong kang jirih
    Durjana bebotoh kaum
    Lanang wadon pan padha
    Panitike manusa wateke wewatekipun
    Apa dene wong kang nyata
    Ing pangawruh kang wus pasthi.

    Arti Tembang

    Ulama atau penjahat, pemberani maupun penakut, pencuri maupun bebotoh, atau lelaki maupun wanita semua mempunyai ciri-ciri yang sama.

    #07

    Iku wong cecunguk murka
    Nora nana mareme jroning ati
    Sabarang karepanipun
    Nadyan wusa katekan
    Karepane nora mari saya banjur
    Luwamah lawan amarah
    Iku kang den tut wuri.

    Arti Tembang

    Orang menyerupai itu disebutpenjahat serakah, tidak pernah merasa puas meskipun semua keinginannya telah terpenuhi, kemauannya tidak ernah berhenti, malah semakinmenjadi-jadi, menurutkan hawa nafsu lawamah dan amarah.


    #08

    Masa mengko mapan arang
    Kang katemu ing basa kang basuki
    Ingkang lumrah wong puniku
    Dhengki srei lan dora
    Iren meren dahwen pinasten kumingsun
    Opene nora prasaja
    Jail mutakil bakiwit.

    Arti Tembang

    Masa sekarang, sangat sulit menemukan sikap yang baik. Umumnya (manusia sekarang) itu dengki, serakah, dan pembohong, malas, iri, bahagia encela, sombong, tidak jujur, jahil, banyak curiga, dan curang

    #09

    Sabarang kang dipun ucap
    Nora wurung amrih oleh pribadi
    Iku labuhan patut
    Aja na nedya nulad
    Ing wateking nenem prakara punika
    Sayogyane ngupaya
    Lir mas tumimbul ing warih.

    Arti Tembang

    Semua yang diucapkannya hanya untuk laba diri sendiri. Hal itu bukan kebajikan yang baik, dan jangan ada yang menjiplak keenam sifat di atas. Seyogyanya berlakulan menyerupai emas yang tersembul di permukaan. (mas tumimbul merupakan arahan pola tembang berikutnya yaitu maskumambang).

    #10

    Alaning liyan den andhar
    Ing becike liyan dipunsimpeni
    Becike dhewe ginunggung
    Kinarya pasamuan
    Nora ngrasa alane dhewe ngendhukur
    Wong mangkono wateknya
    Nora kena denpedhaki.

    Arti Tembang

    Kejelekan orang lain disebarluaskan, sementara kebaikan (orang lain) disembunyikan, kebaikannya sendiri disanjung-sanjung dan dibicarakan dalam pertemuan, tidak merasa kejelekannya sendiri bertumpuk. Orang yang bertabiat menyerupai itu tidak layak kamu dekati.

    #11

    Nyumur guling linira
    Ambeladhah nora duwe wewadi
    Nora kene rubung-rubung
    Wewadine den umbar
    Mbuntut arit punika pracekanipun
    Ambener ing pangarepan
    Nanging nggarethel ing wuri.

    Arti Tembang

    Nyumur gumuling artinya tidak sanggup menyimpan rahasia, bila mendengar kabar (meskipun sebagian) pribadi disebarluaskan. Mbuntut arit artinya di awal terdengar baik tapi menggerutu di belakang.

    #12

    Ing sabarang tingkah polah
    Ing pangucap tanapi lamun linggih
    Sungkan asor ambekipun
    Pan lumuh kaungkulan
    Ing sujanma pangrasane dhewekipun
    Nora nana kang memadha
    Angrasa luhur pribadi.

    Arti Tembang

    Segala tingkah laku, dalam berbicara maupun duduk, tabiatnya tidak mau dikalahkan oleh orang lain, tidak mau ada yang menyamai, ia merasa dirinya paling tinggi.

    #13

    Para penginan tegesnya
    Genjah iku cak-cekan barang kardi
    Angrong pasanak liripun
    Remen ulah miruda
    Mring rabine sadulur miwah ing batur
    Mring sanak myang prasanakan
    Sok senenga den ramuhi.

    Arti Tembang

    Adalah gampang tergiur sesuatu. Genjah artinya bahagia berkata jorok, angrong pasanakan artinya bahagia berselingkuh dengan istri orang, dan bila sudah menyayangi istri sahabat atau kerabat harus terlaksana.
      

    #14

    Aja lunyu lemer genjah
    Angrong pasanakan nyumur gumuling
    Ambubut arit puniku
    Watek datan raharja
    Pan wong lunyu nora pantes dipunenut
    Monyar-manyir tan anteban
    Dela lemeran puniku.

    Arti Tembang

    Janganlah bersikap lunyu lemer genjah, angrong pasanakan nyumur gumuling, dan ambubut arit karena sifat itu tidak akan menyelamatkanmu, tidak patut kamu anut. Watak lunyu itu artinyakata-katanya tidak sanggup dipegang, sedangkan sifat lemer

    #15

    Aja nedya katempelan
    Ing wewatek kang tan panates ing budhi
    Watek rusuh nora urus
    Tunggal lawan manusa
    Dipun sami karya labuhan kang patut
    Darapon dadi tuladha
    Tinuta ing wuri.

    Arti Tembang

    Jangan hingga kamu dihinggapi watak yang tidak pantas alasannya sikap jahat menyerupai itu tidak patut disandang manusia. Seyognya berbuatlah kebajikan sehingga menjadi suri teladan dan panutan di kemudian hari.

    Guru Gatra, Guru Wilangan Dan Guru Lagu Tembang Pangkur

    Guru Gatra : 7 Gatra
    Guru Wilangan dan Guru Lagu : 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i

    Sifat Tembang Pangkur

    Nepsu, untuk memberi tuntunan, dongeng perang, pembuka cerita

    Falsafah Tembang Pangkur

    Pangkur berasal dari kata mungkur / mundur, yang artinya sudah mundur dari hawa nafsu duniawi