- Apa yang tersimpan di hati sanubari kita, akan tertuang dalam pikiran kita.
- Apa yang kita pikirkan, akan terucap menjadi kata-kata.
- Apa yang menjadi ucapan kita, akan terwujud dalam perbuatan dan tindakan.
- Apa yang telah kita perbuat, akan menjadi catatan nilai oleh orang lain.
- Penilaian yang telah diberikan orang terhadap kita, akan menentukan kesuksesan kita.
Itulah luar biasa dahsyatnya manajemen perubahan Reformasi Birokrasi yang telah meresap membumbui jiwaku dengan warna yang jauh berbeda dari tiga tahun yang lalu. Kurasakan betapa mulianya beliau yang telah mewujudkan pesan lima abad yang lalu dari para leluhur untuk memberikan kami “Baju yang baru dan lebih layak, membalut badan kami yang nyaris telanjang dan tidak memperdulikan rasa malu” sehingga kami saat ini menjadi birokrat yang beretika dan lebih bermartabat. Kok bisa ya, banyak pikiran kotor mengusik tidurku … apa kesalahanku luar biasa besarnya … apa sengaja aku disingkirkan…atau ini suatu amanah yang mulia untuk menempa jiwaku?
Setelah menempuh 40 jam perjalanan via bandara Cengkareng, Jakarta menuju bandara Polonia, kota Medan dengan Lion Air (Boeing) kemudian ke bandara Binaka kota Gunungsitoli dengan pesawat Merpati (CN-235). Aku telah resmi dilantik sebagai kepala seksi di kantor yang serba darurat karena bangunan lama telah hancur oleh gempa dan satu stafku yang mangkir sampai akhirnya diberhentikan karena melanggar disiplin.
Enam bulan awal memang merupakan ujian terberat bagiku, karena bagaikan hidup di negeri yang serba asing dari segi bahasa, budaya, makanan dan yang terpenting alamnya yang kental dengan badai dan gempa.
Mei 2008 aku berkesempatan ikut Diklatpim IV selama 6 minggu di kota Magelang, mulai dari mengikuti out bond dan memperoleh materi yang sebagian baru buatku yang sempat mengenyam kuliah di jurusan manajemen penilaian properti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Kecerdasan Intelektual (hard skill) prestasi akademik yang kita peroleh dari bangku Sekolah Dasar tahun 1988 Panca Arga 1 Letjen S. Parman Magelang (NEM 45,10), SMPN 1 tahun 1991 kota Magelang Rantai Kentjana (NEM 48), SMAN 1 tahun 1994 kota Magelang Gladiool (NEM 54), Program Diploma III tahun 1997 Penilai PBB kerja sama dengan ITM Malaysia (IPK 3,05), Sarjana Ekonomi tahun 2002 Manajemen Penilaian Properti FEB Universitas Gadjah Mada (IPK 3,11) sampai dengan Magister Manajemen tahun 2015 konsentrasi Manajemen Pemerintahan dan Keuangan Daerah FEB Universitas Lampung (IPK 3,93) ternyata masih jauh dari cukup karena baru memberikan porsi 25% saja.
Kemudian kecerdasan Spiritual melengkapi 15% yang secara kodrati akan selalu mengingatkan kita untuk bekerja semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT, karena Sang Khalik akan sangat membenci hambanya yang berbuat melampaui batas dalam hal apapun.
Akhirnya dua puluh bulan sudah aku jalani tugas di Gunungsitoli, sensor syaraf reflekku sudah sangat terlatih jika ada gempa. Travelling menjadi hobby baruku, di manapun ada tempat wisata yang menarik aku tak pernah absen mengabadikan melalui jepretan kamera mungilku.
Setelah mengikuti Diklat Sistem Administrasi Modern (SAM) tanggal Sembilan September 2008 di Hotel Niagara Danau Toba secara resmi reformasi birokrasi mulai diberlakukan di wilayah kami, kantorku sebelumnya di Gunungsitoli diretrukturisasi menjadi KP2KP dibawah kendali KPP Pratama Sibolga, tempatku baru untuk berkantor. Posisi sementara saat itu aku ditugaskan sebagai Kasi Ekstensifikasi Perpajakan.
Empat bulan berkantor di Sibolga dengan renumerasi setengah modern tidak membuat semangatku lemah dalam bekerja, paling tidak biaya sosialku saat ini semakin rendah dibandingkan dengan tempat tugasku sebelumnya. Tepat 31 Desember 2008 aku pindah tugas lagi ke kantor wilayah di kota Pematang Siantar, walaupun belum mendekati home base paling tidak aku sudah menerima renumerasi penuh sebagaimana rekan-rekanku yang telah menikmati lebih dahulu dan semakin mudah untuk pulang dengan tiga jam perjalanan menuju Medan,
Setelah kurenungi kembali dalam delapan bulan ini berada dalam ikatan modernisasi DJP, suasana bekerja saat ini jauh lebih nyaman dan pasti, sehingga tidak ragu lagi aku untuk:
- Terbiasa disiplin hadir tepat waktu dan menerima konsekuensi jika melanggar;
- Mengatakan tidak, di saat kolega maupun wajib pajak merayuku untuk melanggar kode etik;
- Berargumentasi dan mengusulkan pendapat kepada kolega dan atasan;
- Menegur bawahan jika tidak disiplin alias mangkir;
- Memerintah bawahan untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan lebih cepat tanpa menunda lagi;
- Mengeluarkan ongkos pulang ke rumah dan memenuhi kebutuhan ekonomi sudah cukup dari renumerasi yang aku terima setiap bulannya.
Aku berharap dan selalu mendoakan agar seluruh birokrat di negeri Indonesia tercinta ini secepatnya dapat menikmati reformasi birokrasi tanpa terkecuali secara proporsional di seluruh lapisan jabatan, Kuncinya asalkan kita bersedia memulainya dari diri kita sendiri, di saat sekarang, untuk hal-hal yang terkecil dalam pekerjaan.