Selepas lulus dari SMP, lebih dari separoh lulusan SMPN 1 bermigrasi ke SMANSA Gladiool Magelang, termasuk aku dong, resmi diospek tahun 1991 dari kelas I-4.
Guru favoritku bapak Suwito, beliau sabar dan baik bener lho, karena nilai ulangan matematikku 10 terus dan sekali dapat 7, beliau mendaftarkan aku ke IMO.
Yah namanya anak badung, bukannya malah rajin belajar tapi malah rajin berorganisasi, sebab waktu itu lagi di persimpangan, traffic light kali ya.
Tapi nggak apa-apa ternyata semua jalan yang kita pilih nggak ada yang buntu kok, pikir-pikir kan lumayan pulang sekolah ngisi waktu luang sambil nunggu jam kursus bahasa Inggris di Rama EnglIsh Course.
Aku mulai menikmati bergabung di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) namanya keren PISIGMA kepanjangannya PECINTA SAINS GLADIOOL SMANSA.
Waktu kelas 2 (klas Fisika 3, kawan-kawan memanggilku si Boy), aku dijadikan ketua KIR angkatan ke-8, angkatan pertama ketuanya mas Fahmi Amhar (ahli penginderaan jauh di Bakorsurtanal setelah kuliah di Austria dan Germany dari BPPT) sekarang namanya BIG (Badan Informasi Geospasial), padahal sampai sekarang aku nggak pernah becus bikin penelitian, kok bisa ya.
Jumlah anggota KIR PISIGMA waktu itu ada 87 siswa/wi SMA Negeri 1 Kota Magelang yang terdiri dari:
- Senior kami mas Bonjok Istiaji (memperoleh bea siswa dari BPPT dan menjadi dosen di IPB), mas Harry Kapota (alumni ITS), beberapa senior 2 angkatan di atasku seperti mas Anggoro (kuliah di Telkom), mas Radityo Ari Purwoko (Oki, bekerja di Angkasa Pura)
- Siswa/wi kelas 3 dari jurusan Fisika/Biologi/Sosial. Aku (Prasetyo Aji sebagai ketua ke-8 dan pengurus lainnya Bowo Rahmanto, Riki Bagus, Erika DAI, Lis Handayani, Frisdian Martiono, Wahyu Tri Prasetyo, alm. Agus BK dan alm. Rahmat/ Gomat)
- Sekitar 20 siswa/wi kelas 2 SMA antara lain Yuyun Aning Sejati, Erika, Sindu Aji, Gustomi dll
- Sekitar 60 siswa/wi kelas 1 SMA
Jujur aja deh, obsesiku dulu tinggi bener, nyaris terhalusinasi, melihat para senior pinter-pinter pada masuk perguruan tinggi favorit, bahkan ada yang ke manca negara lewat BPPT, bravo luar biasa.
Aku dulu dengan crew super kompak, waktu ada bazar di SMA Taruna Nusantara (yang sekolahnya mulai buka pada angkatanku), kita semua bingung mau menampilkan apa?
Eh spotan ada yang punya ide bikin sirup tahu, rupanya banyak juga pengunjung yang tertarik ide sederhana tapi luar biasa.
Mulai angkatan kita KIR PISIGMA mengadakan Outbond
lho, lokasinya di air terjun Curug Selawe, Kajoran di lereng gunung
Sumbing, Magelang dengan kaos kebanggaan bergambar dewa Ganesha. Di
udara yang sejuk menikmati teh gunung dan gorengan kampung (tahu susur)
rasanya luar biasa. Angkatan selanjutnya melaksanakan outbond di bendungan Ancol Sungai Progo untuk dialirkan ke selokan Mataram Yogyakarta.
Apa kabar alumnus dan crew KIR PISIGMA sukses selalu ya? Lulus dari SMANSA Gladiool pada tahun 1994, aku mulai harus menentukan kemana nasibku selanjutnya? Hasil
Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) aku dinyatakan lulus untuk
memasuki MIPA Kimia Universitas
Gadjah Mada (sebagai pilihan kedua, setelah pilihan pertama Teknik
Kimia ITB dan pilihan ketiga Satra Inggris UGM). Menyusul dua minggu
kemudian hasil ujian penerimaan Badan Pendidikan dan Latihan
Keuangan (BPLK), STAN/ Program Diploma III Keuangan spesialisasi Penilai.
Akhirnya aku putuskan melanjutkan studi di Program Program Diploma III Keuangan spesialisasi Penilai yang berkampus di Jakarta selama 3 bulan kemudian pindah ke kampus Arjosari Kota Malang sebagai program kerjasama BPLK Kementerian Keuangan dengan Institut Teknologi Mara - Malaysia, Program Diploma III Keuangan spesialisasi PBB Penilai/ Diploma in Realestate Valuation. Lumayan biaya kuliah gratis dan biaya hidup serta indekost hanya setahun karena tahun kedua sudah diangkat sebagai Calon PNS Direktorat Jenderal Pajak.
Alhamdulilah 25 tahun kemudian anak bujangku meneruskan cita citaku di Teknik Kimia Intitut Teknologi Sumatera (ITERA) sebagai binaan dan dosennya didominasi alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) di Provinsi Lampung.