Entri yang Diunggulkan

ONCE UPON A TIME IN CHINA (BEIJING & SHANGHAI) INTERNASIONAL FIELD STUDY MAGISTER MANAJEMEN - FEB UNIVERSITAS LAMPUNG

Di Kota Shanghai terdapat beberapa universitas yang cukup populer, antara lain: Shanghai Jiao Tong University; Shanghai Normal University; S...

Rabu, 09 Januari 2013

FORESIGHT BERINVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEMI MATURE

 
 
TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DIOLAH SAMPAI TAK TERSISA

Tahun 2000, Indonesia menghasilkan 6.900.000 ton minyak sawit/ Crude Palm Oil (CPO), yang pada tahun 2009 berada pada urutan kedua setelah Malaysia yaitu 10.800.000 ton, meningkat pada tahun 2010 menjadi penghasil minyak sawit terbesar yaitu 20.900.000 ton dengan perkebunan sawit terluas di dunia sekitar 9,2 juta hektar diikuti Malaysia dan Nigeria (data diolah dari: “Key Sustainability Issues in the Palm Oil Sector, A Discussion Paper for Multi-Stakeholders Consultations” (commissioned by the World Bank Group) , By Cheng Hai Teoh (2010)) 

Tandan buah segar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit setelah diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Meal pada akhirnya menjadi produk yang akan dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh konsumen melalui: Industri pengolahan makanan (minyak goreng, produk makanan dan mentega); Industri kosmetik, sabun dan deterjen; Industri kimia (campuran cat, pelumas dan lilin); Industri pakan ternak (pellet); Industri energi listrik berbahan bakar biofuel sawit.

MENGHITUNG POTENSI PRODUKSI DAN OMSET TANDAN BUAH SEGAR (TBS) PER TAHUN

Jika harga areal perkebunan yang ditawarkan sebesar Rp 750.000.000, untuk keseluruhan areal telah ditanami kelapa sawit dengan umur tanaman 6 tahun (dengan asumsi mulai tahun ketiga sudah menghasilkan buah pasir/semi mature) seluas 10 hektar atau harga jual lahan sebesar Rp 75 juta per hektar, maka mungkin perlu tips berikut ini untuk menghitung keuntungan jika ingin berinvestasi:
  1. Jika informasi klas kesesuaian lahan sulit diperoleh, maka data lokasi perkebunan kelapa sawit dan jarak ideal dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS)/Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit terdekat kurang dari 10 km sudah cukup menjadi referensi awal. 
  2. Memastikan lokasi perkebunan kelapa sawit dan jarak dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS)/Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit terdekat.
  3. Informasi data luas areal perkebunan (termasuk legalitas tanah) dan kondisi infrastruktur dalam perkebunan dan aksesibilitas menuju perkebunan.
  4. Informasi data jenis bibit/varietas dan umur tanamannya (perkirakan umur tanaman menghasilkan 3 s.d 25 tahun).
  5. Mengalikan luas umur tanaman menghasilkan dengan standar produktifitas TBS menurut klas kesesuaian lahan (ton/ha/thn).
  6. Klas kesesuaian lahan untuk tanah mineral dan tanah gambut dapat dibagi menjadi S-1 (sangat sesuai/very suitable), S-2 (sesuai), S-3 (agak sesuai), N-1 (tidak sesuai bersyarat) dan N2 (tidak sesuai permanen/not suitable).
  7. Kesesuaian lahan merupakan syarat tumbuh yang dipengaruhi oleh kondisi iklim yaitu (temperatur udara: 22 – 330 C (optimum 27 0 C), curah hujan: 1.250 – 3.000 mm/thn (opt 1.750 – 2.500 mm/thn), bulan kering (ch hujan < 60 mm/bln) < 3 bln (optimum 0-1 bln), kelembaban udara 50 – 90 % (optimum 80 %), lama penyinaran matahari 5 – 7 jam/hari, ketinggian tempat < 400 m dpl (optimum < 200 m dpl), berkorelasi dgn temperatur udara, shg dpt berubah dgn adanya pemanasan global dan secara empiris sdh 600 m dpl).
  8. Menjumlahkan hasil-hasil perkalian antara luas tanaman menghasilkan dengan standar produktifitas per hektar per umur tanaman. Asumsi lokasi perkebunan sawit berada pada klas kesesuaian lahan S 2 (sesuai/suitable) dengan jenis bibit/ varietas D x P Avros (potensi produksi maksimal pada umur 9 s/d 13 tahun 24 ton/hektar) sedangkan varietas D x P PPKS 239 (potensi produksi maksimal pada umur 9 s/d 13 tahun 32 ton/hektar). Harga Tandan Buah Segar (TBS) dapat dibrowsing di situs internet pada saat pembelian perkebunan kelapa sawit.
MENGHITUNG AKUMULASI KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH SEBELUM REPLANTING
  1. Biaya tanam meliputi biaya land clearing dan biaya pemeliharaan per tahun (upah tenaga kerja, bahan kimia dan pupuk serta peralatan).
  2. Untuk menghitung biaya tanam dan harga TBS sebelum dan sesudah tahun pembelian dapat disesuaikan dengan asumsi tingkat suku bunga inflasi sebesar 5,3% per tahun untuk memperhitungkan: (a). Nilai sekarang (PV) = nilai sekarang dr suatu jumlah di masa depan yang akan diterima di akhir periode n pada tingkat bunga I; (b). Nilai yang akan datang (FV) = jumlah yang akan terakumulasi dari investasi sekarang untuk n periode pada tingkat bunga i .
  3. Investasi awal adalah representasi dari nilai tanah/areal perkebunan sawit yang perhitungannya diperoleh dari harga pembelian keseluruhan areal perkebunan sawit semi mature (tanaman kelapa sawit sudah berbuah pasir) dari pemilik awal/penjual setelah ditambah dengan akumulasi potensi omset penjualan TBS dan dikurangi dengan akumulasi perkiraan biaya tanam sebelum terjadinya transaksi/pembelian lahan dari penjual.
  4. Revenue/pendapatan per tahun diperhitungkan dari potensi omset penjualan TBS per tahun dan dikurangi dengan perkiraan biaya tanam per tahun.
  5. Akumulasi revenue – investasi merupakan akumulasi keuntungan/profit riil untuk menghitung posisi laba/profit yang akan diperoleh. .
  6. Dikarenakan umur tanaman kelapa sawit idealnya hanya sampai 25 tahun (rotasi tanam/replanting) maka dengan investasi awal sejumlah Rp 750.000.000, maka diproyeksikan akan diperoleh akumulasi keuntungan (capital) 20 tahun ke depan senilai Rp 9.447.737.821 (dapat dihitung capital rate sebesar 7,94% atau angka kapitalisasi sebesar 12,597).
Semoga bermanfaat, jangan lupa untuk membayar kewajiban pajaknya dan laporkan SPT dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(Telah dipublish di www.kompasiana .com - tanggal 5 Maret 2012 (Aji Bon Gembul))